HRMlblCMFqqInfU78c3NMJxDetM02ycHTU9BqBl9

Mengenal Sigale-gale, Boneka Kayu Menari dari Tanah Batak

Pertunjukan Sigale-gale di Daerah Tomok Samosir
Source: wikipedia.org

duniawanita.my.id - Mengunjungi Pulau Samosir (Sumatera Utara) tak melulu soal indahnya pesona Danau Toba. Beragam kebudayaan dan tradisi masih sangat kental dipertahankan hingga kini di Tanah Batak ini. Salah satunya adalah tentang pertunjukan Sigale-gale, boneka kayu yang bisa menari dari Tanah Batak.

Sigale-gale merupakan boneka yang terbuat dari kayu yang memiliki bentuk layaknya manusia biasa lengkap dengan ulos dan pakaian khas adat Bataknya yang biasanya digunakan dalam pelaksanaan upacara kematian di Pulau Samosir.

Pertunjukan boneka yang satu ini juga diikuti oleh kisah-kisah mistis yang mengikutinya dimana konon dulunya boneka Sigale-gale ini dapat menari dan mengeluarkan air mata dengan sendirinya. Tidak sampai disitu, konon siapapun orang yang membuat patung ini dengan sendirian akan berujung dengan kematian. Itulah sebabnya pembuatan bagian tubuh boneka Sigale-gale ini dilakukan secara terpisah oleh orang yang berbeda.

Cerita Legenda Boneka Sigale-gale dari Tomok Samosir

Dikisahkan dahulu kala ada seorang Raja di Tanah Batak yang bernama Raja Rahat yang memiliki seorang putra tunggal bernama Manggale. Suatu ketika, prajurit kerajaan melaporkan ke Raja Rahat ini bahwa di daerah perbatasan kerajaan sedang terjadi kekacauan sehingga sang Raja mengutuskan anaknya Manggale untuk mengatasi kekacauan (perang) tersebut.

Naas, Manggale ternyata dikabarkan gugur dalam perang tersebut. Bahkan jasad putra semata wayang dari Raja Rahat ini tidak pernah diketemukan. Sang Raja yang mengetahui kabar tersebut pun jatuh sakit karena kesedihan yang begitu mendalam karena telah kehilangan putra satu-satunya.

Khawatir dengan keadaan Raja yang semakin memburuk karena larut dalam kesedihan, akhirnya para tetua adat di kerajaan tersebut membuatkan sebuah boneka dari kayu yang dibuat mirip dengan putra sang Raja, Manggale. Bahkan para tetua di kerjaan tersebut juga melakukan pemanggilan terhadap roh Manggale untuk "masuk" ke dalam patung yang telah dibuat tadi dan membuatnya tampak lebih hidup karena dengan begitu patung tersebut jadi dapat bergerak.

Melihat anaknya "telah kembali", perlahan keadaan sang Raja Rahat kembali pulih dan sejak saat itu masyarakat menamai patung tersebut sebagai Sigale-gale yang mana nama ini diambil dari nama anak sang Raja, Manggale.

Bagaimanapun pertunjukan Sigale-gale dari dulu hingga kini merupakan warisan yang patutnya untuk dipertahankan dan dijaga kelestariannya. Jika dulunya pertunjukan Sigale-gale masih menggunakan media berupa roh, tentunya kini tidak demikian. Boneka Sigale-gale kini digerakkan oleh seorang pawang yang dalam pertunjukannya diiringi oleh alunan gondang sabangunan dan diikuti oleh tarian tor-tor untuk membuat Boneka Sigale-gale ini tetap menari.

Related Posts
Fandi Presly Simamora
Lecturer, code lover, technology enthusiast, enjoys sharing various things through writing, and of course, just a regular human being. Hello world :)

Related Posts

Posting Komentar